Walaupun
Kecamatan Pakkat terkenal dengan penghasil salak, namun penulis melihat sangat
jauh dari ciri khas. Penulis bandingkan dengan daerah lain misalnya Sidempuan
yang cenderung menghasilkan salak dengan ciri khas yan mudah dikenal. Juga
misalnya dengan mendengar istilah “salak Pondoh” langsung terbersit difikiran
kita jenis salak tertentu dengan rasa khas, ukuran buah yang rata-rata
cenderung kecil serta tidak mudah busuk.
Kecamatan Pakkat secara geografis
terletak pada 2° 09′ – 2° 11,1′ Lintang Utara, 98° 21,4′ Bujur Timur 300 – 1500
Meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah : 38.168,00 Ha. Hal ini sangat cocok dengan Tanaman salak, ini dapat ditemukan
di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 50 meter hingga 800 meter
diatas permukaan laut. Tanaman salak baik ditanam pada lahan yang memiliki
derajat keasaman atau pH tanah sekitar 4-7,5, memiliki curah hujan sekitar
200-400 mm/bulan, memiliki kelembaban sekitar 80%-90%, serta memiliki suhu
sekitar 20°C-30°C.
Di
Kecamatan Pakkat, khususnya di Desa
Purba Sianjur terdapat sangat banyak varietas salak, mulai dari yang biasa
saja, bagus, super hingga yang unik tak tertandingi. Misalnya “Salak sirara” dengan
daging berwarna merah menggoda. Namun,
pengalaman penulis dan orang tua penulis yang telah membudidayakan salak
semenjak kecil (orang tua saya sebelum saya lahir) bahwa memilih bibit salak
dari buah pohon salak yang baik (khas) tidak akan mendapatkan generasi salak
seperti yang diharapkan sesuai dengan induknya. Hal ini diakibatkan penyerbukan silang yang terjadi
secara alami oleh angin dan serangga.
Untuk itu penulis memiliki impian
yang akan segera diterapkan bersama masyarakat untuk memproduksi salak dengan
kualitas dan ciri khas yang tampil beda.
1.2.
TUJUAN
Dari
segudang peluang yang masih layak direalisasikan, dengan makalah ini penulis
ingin membuka mata petani tradisional khususnya di Desa Purba Sianjur untuk
meningkatkan Kualitas Salak dengan cara Pembibitan Vegetatif untuk mendaptkan
generasi unggul, berciri khas dan tampil menonjol dipasaran.
Sehingga
akan tercipta slogan yang menjadi cirikhas dan menjadi nila tambah bukan hanya
karena enak, berkualitas dan berkuantitas, tetapi juga karena konsistensi.
Dimana orang akan mendapatkan salak dengan cirikhas unik dan konsisten
berkelanjutan.
Dengan
makalah ini, kita bisa menciptakan peluang pasar “ber stempel”, bahkan setiap
petani (mungkin rumah tangga atau kelompok tani) bisa memproduksi salak yang
benar-benar terencana, enak berkualitas, unik tiada banding dan tiada tanding.
1.3.
RUANG LINGKUP MATERI
SALAK
Salak
adalah sejenis tumbuhan palma yang buahnya bisa dimakan. Pohon buah salak
berupa palma perdu atau hampir tanpa memiliki batang dengan duri yang sangat
banyak. Tangkai pohon salak memiliki duri yang panjang dan banyak dengan daun
majemuk menyirip. Tanaman salak merupakan tanaman asli hutan Indonesia, tanaman
salak ini dapat ditemukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 50
meter hingga 800 meter diatas permukaan laut. Tanaman salak baik ditanam pada
lahan yang memiliki curah hujan sekitar 200-400 mm/bulan, memiliki kelembaban
sekitar 80%-90%, serta memiliki suhu sekitar 20°C-30°C.
Reproduksi vegetatif buatan (Trillering) untuk tanaman Salak
dengan jenis yang penulis anggap layak dikembangbiakkan karena sifat-sifat
induk yang baik.
Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan
vegetatif dalam pertanian merupakan sekumpulan teknik untuk
menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya
adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik
genetik maupun fenotipik dari induknya.
BAB
II : DASAR TEORI / LANDASAN TEORI
Perkembangbiakan tanaman secara
Generatif dan Vegetatif
1.
Secara Generatif
Perkembangbiakan
generatif disebut juga dengan istilah reproduksi generatif. Perkembangbiakan
generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau seksual. Pada
proses perkembangbiakan generatif ini dibutuhkan alat kelamin jantan dan alat
kelamin betina / bunga jantan dan bunga betina / benang sari dan kepala putik.
Perkembangbiakan secara generatif dapat terjadi pada tumbuhan ataupun hewan. Karena
adanya proses pembuahan makan Perkembangbiakan secara generatif
menghasilkan individu yang memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua induknya.
Perkembangbiakan
generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan, kemudian
diiringi peristiwa pembuahan. Penyerbukan adalah peristiwa sampainya serbuk
sari ke kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi secara alami maupun dengan
bantuan manusia dan binatang. Setelah terjadi penyerbukan maka berlangsunglah
proses pembuahan.
2.Secara
Vegetatif
Perkembangbiakan
secara Vegetatif
- selain dengan cara generatif, tumbuhan juga berkembang biak secara vegetatif.
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual
(tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif
bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan
tanpa melalui perkawinan.
Reproduksi vegetatif
dapat terjadi secara alami maupun buatan
- 1 Reproduksi vegetatif alami
- 2 Reproduksi vegetatif buatan
Reproduksi vegetatif alami
Reproduksi
Vegetatif alami secara tunas adventif/ tunas daun.
Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual
yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
Perkembangbiakan
vegetatif alami ada berbagai macam cara: Umbi batang, Umbi lapis, Umbi akar, Bonggol, Rimpang atau rizoma, Geragih atau stolon, Tunas, Tunas adventif dan Membelah diri.
Reproduksi vegetatif buatan
Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk
menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya
adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik
genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda
pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua
individu.
Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu
sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk
dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai
menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji
petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat
akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.
Teknik-teknik
perbanyakan vegetatif pada tumbuhan
Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan
yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang
diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang
pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara
singkat berbagai teknik yang dipakai orang.
Pemisahan anakan (tillering),
Penyetekan, Perundukan, Pencangkokan dan Penyambungan.
Teknik Pembibitan Dalam Budidaya
Tanaman Salak
Salah
satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah
penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan,
karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam
pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan
memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan
kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah
tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak
dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan
secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh
dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah
sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan
terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang
menguntungkan.
Mencangkok Tanaman Salak (Tillering)
Perbanyakan
Vegetatif secara Tillering dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman anak
cabang. Prinsipnya adalah memisahkan tunas agar berkembang menjadi tanaman
sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus.
Keunggulan
perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama
dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara
vegetatif lebih cepat berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan
pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya.
Pada dasarnya cara mencangkok salak
sama dengan cara mencangkok tanaman berkayu. Bedanya, batang anakan salak yang
akan dicangkok tidak perlu disayat, tetapi hanya dibersihkan dari pelepah
kering atau pelepah tua agar tidak mengganggu proses pencangkokan (trillering),
kemudian dirangsang pertumbuhan akarnya.
Pembibitan
dengan sistem anakan / Vegetatif / Cangkok, bambu diletakkan tepat di bawah
anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh
dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk
Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.Untuk bibit dari
biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian.
Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke
lapangan.
Media
yang biasa digunakan untuk mencangkok salak adalah tanah gembur/subur, atau
campuran tanah topsoil dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:1.
untuk mempercepat pertumbuhan akar, tambahkan NPK 15:15:15 atau 16:16:16 ke
dalam media dengan dosis satu sendok makan per kilogram media. Selain itu, bisa
juga ditambahkan pupuk daun dengan nilai P tinggi seperti Gandasil B, BASF
Foliar B, Gandapan Reginae, Growmore, Hyponex Hijau atau Hyponex Biru dengan
dosis 3-5 gram per kg media.
Pembungkus
media yang digunakan untuk mencangkok salak, antara lain potongan bambu yang
memiliki alas, atau potongan bagian bawah botol bekas kemasan air mineral.
Sebelum digunakan, salah satu sisi pembungkus disayat dari atas sampai bagian
dasarnya, lalu dibuat lubang seukuran batang anakan yang akan dicangkok
kemudian pasang pembungkus hingga mencengkeram batang anakan. Pasang pembungkus
hingga mencengkeram batang anakan, lalu ikat dengan kawat atau tali agar
sayatan menyatu kembali. Untuk mencegah pembungkus jatuh, buat lubang dibagian
atas pembungkus, beri tali lalu ikat ke batang salak yang lain. Setelah itu,
barulah media dimasukkan hingga memenuhi seluruh bagian dalam pembungkus lalu
padatkan.
Media
cangkokan disiram 2-3 hari sekali agar tetap lembab. Caranya dengan meneteskan
air melalui bagian atas pembungkus, jangan menyiram terlalu banyak karena media
yang terlalu basah membuat busuk calon akar yang tumbuh sehingga menyebabkan
kegagalan cangkokan. Sementara itu, untuk mempertahankan kesuburan media,
setiap dua minggu sekali air siraman dicampur dengan pupuk NPK dengan dosis 3-5
cc per liter air. Biasanya akar cangkokan tumbuh 1-2 bulan setelah cangkok.
Namun, anakan baru dipisahkan dari pohon induknya 3-4 bulan setelah
pencangkokan saat perakarannya telah tumbuh lebat. Pemotongan cangkokan salak
dilakukan tepat dibawah pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan,
cangkokan disapih dulu di dalam polibag.
Sumber
:
Redaksi
Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Cet. Ke-3 2008.
BAB
III : PEMBAHASAN
A. Pemilihan dan Persiapan Induk
Pemilihan Induk Salak yang penulis
lakukan di Desa Purba Sianjur adalah memilih induk yang mempunyai sifat-sifat
yang baik, biasanya dengan kriteria:
·
Berproduksi
secara mantap dan berumur lebih dari 6 tahun
·
Buahnya
enak, baik, besar dan banyak atau memiliki sifat unik yang diinginkan
·
Berbuah
sepanjang tahun
·
Pohon
induk harus sehat
·
Tahan
terhadap musim
·
Tahan
terhadap hama
·
Memiliki
tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk
·
dll
Sementara Persiapan Indukan
dilakukan dengan cara:
·
Pembersihan
induk
o
Pembersihan
induk dari tumbuhan atau rumput lain
o
Pembersihan
Pohon induk dari pelepah kering dan tua yang tidak diperlukan, agar tampak
rapi, bersih dan nyaman, sehingga proses pencangkokan lebih mudah dilaksanakan.
·
Pemupukan
induk, termasuk penyiraman bila perlu
Pemupukan
yang penulis lakukan adalah dengan pupuk kimia dan organik / kompos ditambah
garam. Namun lebih dominan menggunakan kompos dan garam sesuai dengan keadaan.
Proses pemupukan dilakukan sesuai dengan keadan kontur tanah. Jika tanah
miring, maka pupuk cenderung ditaburkan di bagian atas, tetapi jika tanah datar
maka pupuk sebaiknya ditaburkan melingkar 1/2 – 1 meter dari pokok Salak.
B.
Pembibitan dan penyamaian
Dalam pembibitan, yang akan penulis paparkan adalah
pembibitan secara Vegetatif yang sering disebut adalah dengan cara mencangkok.
Alasan memilih cara mencangkok adalah:
·
Ingin mendapatkan Generasi Salak yang benar-benar
sama dengan induknya, sehingga dimungkinkan nantinya kita memiliki ladang salak
dengan produksi buah salak yang seragam.
·
Pertumbuhan salak lebih cepat hingga panen pertama
·
Jenis kelamin pasti betina (sama dengan induknya)
Alat
dan bahan untuk proses pencangkokan:
Alat :
ü Pisau
Tajam
ü Golok /
Parang
ü Sekop/
cangkul kecil
Bahan :
ü Bumbung
bambu/botol bekas air mineral/pipa berdiameter ± 10 cm dan panjang ± 20 cm.
ü Tanah yang
subur (Medium
Tumbuh), bila
perlu dicampur pupuk kandang atau Zat pengatur tumbuh
ü Air
ü Tali
Cara
pencangkokan :
ü Pencangkokan
dilakukan pada awal musim hujan
ü Tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai
3 – 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna
ü Bersihkan
dahulu beberapa pelepahan tumbuh disekitar tunas anakan yang dicangkok dan
beberapa akar yang sudah mengering tujuannya untuk mempermudah pada saat
menacangkok, merawat dan memisahkan.
ü Bumbung/botol
mineral/pipa diisi tanah yang gembur /
subur lalu dipasang dengan tunas anakan yang baru dibersihkan bagian yang
dicangkok berada disebelah dalam sehingga pangkal anakan terbenam didalam
tanah.
ü Tali
diikatkan pada lubang dan batang, Tujuannya untuk penguat
ü Perawatan
antara lain penyiraman
ü Jika tidak hujan, Media cangkokan
disiram 2-3 hari sekali agar tetap lembab. Caranya dengan meneteskan air
melalui bagian atas pembungkus, jangan menyiram terlalu banyak karena media
yang terlalu basah membuat busuk calon akar yang tumbuh sehingga menyebabkan
kegagalan cangkokan. Sementara itu, untuk mempertahankan kesuburan media,
setiap dua minggu sekali air siraman dicampur dengan pupuk NPK dengan dosis 3-5
cc per liter air. Biasanya akar cangkokan tumbuh 1-2 bulan setelah cangkok.
Namun, anakan baru dipisahkan dari pohon induknya 3-4 bulan setelah
pencangkokan saat perakarannya telah tumbuh lebat. Pemotongan cangkokan salak
dilakukan tepat dibawah pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan, cangkokan
disapih dulu di dalam polybag.
Memisahkan
Cangkokan :
Pemisahan dilakukan setelah perakarannya tumbuh lebat. Hali ini terlihat apabila akar-akarnya sudah menerobos keluar
bumbung bambu dan ujung-ujung akar berwarna hitam biasanya setelah 3-4 bulan
setelah pencangkokan. Pemotongan cangkokan salak dilakukan tepat dibawah
pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan, cangkokan disapih (disamaikan)
dulu di dalam polybag.
Pemeliharaan cangkokan di pesemaian :
Anak Salak hasil cangkokan yang baru dipisahkan
perlu disamaikan agar akarnya kuat saat ditanam diperkebunan. Caranya adalah
dengan memindahkan ke wadah polybag dengan media tanam yang lebih banyak serta
pemupukan dan penyiraman yang baik. Pemeliharaan cangkokan
di pesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran
tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan
tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk
mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di perkebunan.
Polybag dengan anak salak hasil cangkokan ditempatkan ditempat teduh /
rindang selama 1- 2 bulan atau setelah akarnya cukup kuat.
C. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN SALAK
Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, tahap
pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah
menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk
membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali
dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam.
Pengolahan
Tanah :
Setelah anak salak hasil cangkokan siap untuk
ditanam, perlu dilakukan pengolahan tanah ditempat dimana salak tersebut akan
ditanam. Tujuannya adalah menggemburkan tanah agar terjadi pertumbuhan tanaman
yang baik,
Pekerjaan mengolah tanah diawali dengan pencangkolan sedalam ± 30 cm dengan panjang kali lebar 50 Cm dilakukan ± 1
bulan sebelum tanaman.
Cara
Tanam :
Biasanya penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dan
dilakukan pada sore hari, hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhan salak
membutuhkan air. Masukan bibit cangkokan ke dalam lubang tanaman setelah itu
cangkulan kita masukan bila perlu dipasangi patok penopang yang diikatkan pada
pohon agar tidak roboh.
Untuk jarak tanam adalah 3 x 3 meter dan deselingi tanaman jantan sekitar 10 %
Penyerbukan terjadi secara alami, tetapi penyerbukan yang dilakukan manusia biasanya
niscaya dapat menghasilkan buah yang lebih optimal,
Untuk melindungi tanaman salak maka harus ada pohon
naungan yang rindang menghalangi matahari secara langsung. Pengalaman penulis
pada lahan yang dikerjakan, pohon naungan ini bisa berupa pohon karet, Petai
dan Durian, tapi dengan pengaturan jarak yang tidak menghalangi cahaya matahari
sepenunya, tetapi hanya sekedar mengurangi paparan intensitas matahari.
Pola Tanam :
Saat ini, petani salak banyak yang menggunakan pola
tanaman berselang-seling. Pola ini dimaksudkan untuk memperoleh efesiensi dan
produktifitas tanah.
D. Pemeliharaan :
Sesudah bibit cangkokan ditanam, tidak berarti
seluruh pekerjaan selesai. Di dalam kenyataan, kadang-kadang petani salak yang di dapatkan pastilah tidak sesuai dengan
keinginan. Untuk memperoleh mutu salak yang sesuai dengan harapan, tindakan
pemeliharaan tak boleh dilupakan.
1. Penyulaman
Sekitar umur 3-4 minggu setelah tanam hendaknya
diadakan pemeriksaan kekebunan. Bila ditemukan pertumbuhan salak pondoh yang
layu atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman
itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain.
2. Penyiangan
Penyiangan hendaknya dilakukan pada awal atau akhir
musim penghujan, karena pada waktu banyak gulma yang tumbuh. Penyiangan dapat
dilakukan secara mekanis, yaitu gulma-gulma dicabut dengan tangan atau dengan
cara mencangkul maupun dengan menggunakan peralatan.
3. Pertumbuhan
Pertumbuhan biasanya dilakukan bersamaan dengan
penyiangan, dapat pula berulang kali tergantung kondisi alam. Namun apakah
tanaman masih muda cukup hanya dengan dicangkul tipis disekeliling maupun
dengan jarak ± 25 cm.
4. Pemupukan
Pupuk adalah bahan-bahan organic / kompos maupun non
organic / kimia yang diberikan pada tanah untuk memperharui keadaan fisik tanah
tersebut. Sekaligus melengkapi substance dan organic yang esensial bagian
tanaman.
5. Pemangkasan
Pemangkasan sangat diperlukan, karena mempunyai
tujuan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran), mengurangi
kelembaban udara, dan mempertahankan tingkat keteduhan pada musim kemarau.
6. Peremajaan
Peremajaan tanaman salak dilakukan apabila tanaman salak sudah tidak
diproduksi lagi, caranya siapkan lubang di dekat tanaman tua tersebut lalu batang
salak direbahkan kearah lubang dan diatasnya ditutupi tanah.
Pengalaman penulis hampir tidak pernah melakukan
peremajaan salak karena salak yang penulis kelola sudah berumur lebih tua dari
penulis bahkan lebih tua dari umur orangtua penulis. Salak yang semakin tua
semakin produktif asal diimbangi dengan pemupukan dan perawatan. Namun hal yang
penulis alami selama ini adalah tanaman salak dengan pembibitan tumbuh liar
tanpa diketahui apa dan siapa yang menanam. Peremajaan dengan sangat terpaksa
dilakukan karena pohon salak sudah menjalar sangat jauh dari titik tumbuh
(tanamnya) karena umur yang sudah sangat tua, bukan karena tidak berproduksi
lagi. Karena jika dibiarkan terjadi ketidakberaturan yeng mengganggu salak
lain, jalan, fasilitas lain atau ladang tetangga.
E. Hama Dan Penyakit :
Hama yang biasanya menyerang tanaman salak adalah hama gendon yaitu larvas
jenis kumbang penggerak batang (dalam bahasa local “gustum”) gustum berkembang
biak didalam ujung batang salak yang muda, larvas (dalam bahasa lokal adalah
“hudi”). Hama ini menyerang pada pucuk batang yang muda.
BAB
IV : PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Salak merupakan
komoditas yang menjanjikan, diminati oleh petani dan pasar (masyarakat
kensumen). Kecamatan Pakkat umumnya dan Desa Purba Sianjur pada khususnya
sangat baik ditanami salak. Mempertahankan varietas Salak yang baik sangat
dimungkinkan dengan mengembangbiakkan dengan cara vegetative.
Masyarakan Pakkat
secara khusus Desa Purba Sianjur sangat tertarik dengan berbagai budidaya
salak, termasuk dengan cara vegetative, namun mereka sangat membutuhakan tenaga
penyuluh.
Kecamatan Pakkat, Desa
Purba Sianjur sanat cocok ditanami Salak, selain tanahnya subur. Kecamatan
Pakkat secara geografis terletak pada 2° 09′ – 2° 11,1′ Lintang Utara, 98°
21,4′ Bujur Timur 300 – 1500 Meter di atas permukaan laut.
Secara umum,
pemeliharaan salak hasil pembibitan vegetative sama dengan pemeluharaan salak
pada umumnya.
4.2 USUL DAN SARAN
ü Bantuan
dan campur tangan pemerintah sangat dibutuhkan para petani, khususnya petani
tradisional. Bantuan dari segi pengetahuan dan modal (penyuluhan, alat
pertanian dan pupuk)
ü Peningkatan
lapangan kerja disegi pertanian (agro bisnis) akan sangat membantu ekonomi
masayarakat.
ü Cintai
dan kembangkanlah produk desa sendiri
ü Pemanfaatan
produksi salah menjadi bahan pangan olahan lain perlu dibuka, seperti keripik
salak, manisan salak, jus salak dan juga kopi biji salak.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, “Reproduksi vegetatif”
Anonim, “Mencangkok Tanaman Salak”
Redaksi Agromedia. 2007. Kunci
Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta. Cet. Ke-3 2008.
By Mas Ad Posted on February 10, 2017,
“Panduan Lengkap Cara
Menanam/Budidaya Salak Agar Cepat Berbuah Lebat dan Cepat Panen”
LAMPIRAN
------