Gue bangat.....

Ni asli gue bangat, bukan orang lain atau bayang bayang gue.
tapi bukan ni gue yang seluruhnya, masih banyak sisi sisi pribadiku, sisi atas, bawah, samping kiri, samping kanan, samping agak kiri kekanan, dan samping agak kanan kekiri......! lain lagi kalau sedang mood, marah, sedih, dan emosional lainnya, kalo bulan purnama, siang, malam, pagi ataupun sore hari. Lain hari senin, lain selasa, lain Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu. Kalo dicampur adukkan itulah saya. Temboel Paroelian Poerba.

Jumat, 26 Januari 2018

Pinapan

Keduanya masih berkingkrak kegirangan, menari dan bernyanyi, berpelukan terus menari tidak memperdulikan cuaca. Tarian mereka seolah diiringi lengkingan Imbo yang kehausan mencari seteguk air, dan siulan sepasang Lali Hulis-hulis terbang mengitari puncak bukit dengan mata yang awas mengamati tikus-tikus pohon yang mencari makanan.
Doa mereka terkabul. Berkali mereka mungucak mata, tak yakin apa yang ada dihadapan mereka  adalah nyata. Seolah semuanya adalah mimpi. Bukan fatamorgana dan bukan pula ilusi. Ini emas asli!. Emas sebesar kepala kuda kini teronggok di depan mereka.
Semula keduanya ragu melakukan pertapaan seperti yang diwangsitkan oleh suara yang datang kedalam mimpi mereka. “Pergilah ke puncak Pinapan, bertapa dan berdoalah disana, Ompu Mula Jadi Nabolon akan mengabulkan.
Berawal dari mimpi yang aneh di siang bolong kala mereka tertidur pulas. Kelaparan membuat mereka nekad merebus batu. Berharap batu itu bisa dimakan, mengisi perut yang sudah dua hari tidak dihinggapi makanan, secuil pun.
“Abang, aku lapar sekali. Tak sanggup lagi menahan rasa ini. Masaklah singkong untukku”, ujar Purba, pemuda tanggung yang tergolek lemah.
Mereka adalah kakak beradik yatim piatu, Lingga dan Purba, yang hidup dari belaskasihan para tetangganya. Kadang mereka bekerja membajak sawah sebagai buruh upahan. Dan bila musim panen tiba, merekapun menjajakan tenaga untuk membantu tetangga yang sedang menuai.
Sesekali mereka mencari soban, –kayu bakar– ke hutan dikaki Dolok Pinapan dan memberikanya kepada tetangga yang membutuhkan. Sebagai gantinya, tetangga yang baik hati itu akan memberikan beberapa mug beras, ubi, atau apa saja makanan yang bisa dimakan.
“Aku sudah memasak ubi, Anggia, bersabarlah sedikit” ujar Lingga. Ia tahu kalau batu itu takkan bisa dimakan. Dan ia juga tahu kalau batu yang sekepalan tangan itu tidak akan bisa berubah menjadi ubi. Ia sengaja membohongi adiknya yang menghiba meminta makanan, supaya Purba tertidur.
“Abang, aku lapar”
“Iya, aku tahu, tapi bersabarlah sebentar lagi”
Kemarau panjang ini sepertinya belum akan berakhir. Sunga-sungai mengering, sawah pun tidak menghasilkan apa-apa. Ubi tumbuh dengan kerempeng, pohon-pohon kemenyaan tidak mengeluarkan getahnya.
Beberapa penududuk mencoba peruntungan dinegri orang, menjadi buruh tani bahkan ada yang sengaja ‘manombang’, membuka lahan pertanian baru nun jauh disana didaerah yang lebih subur yang tidak mengalami kemarau. Hanya anak-anak dan orang yang sudah renta, kini mendiami kampung itu.
Akhirnya, keduanya terlelap. sejenak melupakan permasalahan yang ada. Terlelap tidur atau mungkin juga pingsan karena kelaparan, tidak ada yang tahu. Mereka terbuai oleh mimpi, dimana tidak ada rasa lapar. Semuanya indah dan bahagia.
Itulah awal segalanya.
Mimpi itu memberikan petunjuk kepada mereka berdua. “Pergilah, berdoalah dipuncak Pinapan…Yang Maha Kuasa akan memberikan sesuatu kepada kalian”.
Mereka mendaki Pinapan yang menjulang itu. Selangkah demi selangkah, bergerak menuju puncak gunung, sebagaimana diwangsitkan didalam mimpi mereka. Puncak Dolok Pinapan masih jauh di depan.
Dolok Pinapan berada di Simanullang Toruan. Ada beberapa desa di kaki gunung ini. Pulogodang, Sipagabu, Banuarea, Siatas-Batunagodang, Panggugunan. Puncak Pinapan adalah salah satu tujuan wisata lokal penduduk disana, khususnya kaum muda. Dari puncak Pinapan, memandang ke barat, laut Barus hingga pelabuhan Sibolga nun jauh disana akan terlihat. Bila petang hari, maka perahu-perahu nelayan di pesisir akan terlihat di laut Barus. Pemandangan yang sangat indah sekali. Cakrawala akan menguning saat petang hari, dan Matahari seperti bola api berwana merah bisa dilihat dengan mata telanjang, perlahan mengilang bak ditelan bumi. Seolah dilukis, untuk dinikmati setiap orang yang berada di puncak tertinggi Dolok Pinapan.
Memandang arah Barat Laut, pegungungan Bukit Barisan yang berbaris indah, terhampar dipelupuk. Dolok Pinapan adalah salah satu gunung tertinggi di gugusan Bukit Barisan. Dengan tinggi 2037 meter DPL, menjadikan Gunung ini selalu diselimuti oleh awan putih disetiap harinya.
Biasanya para pendaki gunung ini akan mulai petualangannya di pagi hari. Menjelang siang, puncak gunung ini akan diselimuti oleh awan putih yang tebal. Banyak Rotan tumbuh gunung ini, juga tumbuhan siborutiktik,– semacam bayam liar–. Sayuran khas dari dolokpinapan. Rute pendakian yang biasanya dipilih adalah dari Banuarea dan turun di Batu Nagodang. Selama pendakian, anda akan dihibur oleh suara Imbo–Siamang Hitam– yang menurut beberapa peneliti, komunitas hewan liar ini masih banyak disana. Bagi masyarakat di sekitar kaki gunung Dolok Pinapan, suara Imbo ini bisa menjadi pertanda. Pertanda baik dan pertanda buruk. Itulah gambaran puncak Dolok Pinapan.—-
***
Mereka mulai menyadari kalau perut mereka belum berisi sejak lima hari lalu. Rasa itu kembali mendera mereka. Setelah puas mereka menari, merayakan emas yang ada dihadapan mereka, rencana pun disusun.
“Anggia, aku lapar”
“Iya”
“Tunggulah disini, aku akan kembali mencari sesuatu yang bisa dimakan. Kalau kita lapar, bagaimana mungkin bisa membawa emas ini?”
“Iya, Abang, pergilah, aku akan tinggal disini menjaganya”
Harta membuat mata hati seseorang menjadi buta tiba-tiba.  Cinta akan harta benda bisa mendatangkan kemungkaran. harta menjadi sekat pemisah diantara sesama saudara kandung.
Ada bisikan kuat menghinggapi Purba di kesendirianya. “Bukankah lebih bagus kalau harta itu akan menjadi milikmu seorang?, lihatlah, abangmu, selama ini apa dia memperhatikan dirimu?. Jadi, lakukanlah sesuatu, milikilah emas ini hanya untuk dirimu sendiri”.
Suara ini semakin kuat dan Purba semakin lemah, tak mampu menahan godaan itu. Pada akhirnya, iblis menang atas dirinya. Ia mempersiapkan perangkap kematian. Dengan menggunakan sepotong kayu, ia membuat lubang di jalan yang akan dilalui Lingga. Lalu di dalam lubang itu ditaburi semak berduri, kayu runcing, batu-batu yang tajam dan apa saja yang bisa mencelakakan nyawa bila terperosok kedalamnya. Iblis tertawa melihat hasil kerjanya.
Tidak hanya Purba, Lingga pun tak luput dari godaan iblis. “Hei, Lingga. Bukankah hanya dirimu sendiri yang berkorban demi adikmu?, sementara adikmu hanya tahu meninta dan merengek?. Sepantasnya emas itu hanya milikmu seorang. Lakukanlah sesuatu, singkirkanlah adikmu, lenyapkan dia, maka kau akan berkuasa penuh atas harta itu”.
Kembali iblis itu bersorak kegirangan ketika Lingga berniat meracuni adiknya lewat makanan yang akan dibawanya ke puncak, nantinya. “Emas itu adalah milikku sorang. Kau hanya menjadi beban bagiku. Kau harus mati. Racun ini akan membunuhmu”, lalu makanan itu dibungkus rapi seolah tak ada racun didalamnya.
Jauh di sana, Purba melambaikan tanganya melihat kedatangan Lingga. “Cepatlah, abang, berlarilah, aku sudah tidak kuat menahan lapar ini”, teriaknya.
Tergesa, Lingga pun berlari kecil. Ia tidak menyangka akan terperosok kedalam lubang yang dibuat oleh Purba. Terjerembab dan lengkingan kematian menghantarkanya kealam baka. Usunya terburai dan kepalanya pecah, mati seketika.
Purba bersorak kegirangan dan kembali dia menari seorang diri seperti orang kesurupan. Kini, hanya dirinyalah pemilik emas itu. Ia membayangkan menjadi seorang yang paling kaya di kampung itu. Matanya tertuju pada bungkusan yang dibawa abangnya. Dan tanpa pikir panjang, ia pun menyantap makanan itu.
Pandanganya mengabur, kerongkonganya tercekat, ia merasakan darahnya berhenti mengalir seketika. Seolah seluruh tulang-tulangnya lebas dari persendian. Perlahan, ia pun menghembuskan nafas terakhirnya.
Detik berganti, menit berlalu, hingga bertahun-tahun lamaya, tak ada yang tahu kemana emas sebesar kepala kuda itu menghilang. Hanya lumut yang mengering, menjadi saksi keserakahan kedua kaka beradik itu. Lolongan kematian keduanya disaksikan oleh tatapan lali Hulis-hulis diatas sana. Seolah tahu dan mencium adanya aroma kematian dipuncak bukit yang sepi itu.
Jaman sekarang pun banyak orang berbuat seperti Lingga dan Purba. Harta menjadi segala-galanya dalam kehidupan. Kadang, sesama saudara kandung sudah seperti orang lain. Segalanya dihitung dengan untung-ruginya. Semboyan ‘mardomu di tano rara’ acap kali kembali diperlakukan oleh yang bersaudara. Seperti perumpamaan halak hita ”dang di ho dang diau, tumagon tu begu” artinya, tidak untukmu, tidak unuk saya lebih baik dibuang.
Bagi penduduk di kaki Dolok Pinapan, ucapan “Unang songon si Lingga dohot si Purba hamu,–Jangan seperti Lingga dan Purba–” adalah lumrah dan menjadi petuah orang tua kepada anak-anak. Dan Lingga dan Purba ini juga menjadi gelar yang disematkan bila orang dua orang saudara kandung berselisih. “Nunga mangolu be si Lingga dohot si Purba”. Kisah ini selalu diceritakan kepada anak-anak supaya tidak meniru kelakuan keduanya.

Selasa, 16 Januari 2018

PENINGKATAN KUALITAS SALAK DENGAN CARA PEMBIBITAN VEGETATIF UNTUK MENDAPATKAN GENERASI UNGGUL, BERCIRI KHAS DAN TAMPIL MENONJOL DIPASARAN



PENINGKATAN KUALITAS SALAK DENGAN CARA PEMBIBITAN VEGETATIF UNTUK MENDAPATKAN GENERASI UNGGUL, BERCIRI KHAS DAN TAMPIL MENONJOL DIPASARAN


Oleh: Marietta Purba
Disusun untuk seleksi Calon Penyuluh Pertanian Swadaya dan dipaparkan dalam seleksi calon PPS tanggal 5-7 Juni 2017 di Kampus Institut Teknologi  DEL Jl. Sisingamangaraja, Sitoluama, Laguboti, Toba Samosir, Sumatera Utara.







Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa penulis juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan penulis semoga makalah ini sesuai dengan harapan team seleksi Penyuluh Pertanian Swadaya dan pastinya dapat saya terapkan dalam kehidupan pertanian saya dan masyarakat Desa Purba Sianjur pada khususnya. Dan kiranya makalah ini dapat  menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, penulis  yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


                                                                                      Batugaja – Purba Sianjur, Juni 2017




                                                                                               Marietta Purba







DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………ii
Daftar isi……………………………………………………………………...…………..iii
Halaman gambar…………………………………………………………………….……iv
BABI……………………………………………………………….….1 PENDAHULUAN………………………………………………………………………...1
1.1  LATAR BELAKANG……………………………………………………………….1
1.2  TUJUAN…………………………………………………………………………......2
1.3  RUANG LINGKUP MATERI………………………………………………………..2
BAB II : DASAR TEORY / LANDASAN TEORY…………………………………….3
Perkembangbiakan tanaman secara Generatif dan Vegetatif…………………………..3

Reproduksi vegetatif alami……………………………………………………………….3

Reproduksi vegetatif buatan…………………………………………………………..….4

Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan…………………………………..4

Teknik Pembibitan Dalam Budidaya Tanaman Salak ………………………………….4
Mencangkok Tanaman Salak (Tillering)…………………………………………………5
BAB III : PEMBAHASAN…………………………………………….…………………7
A. Pemilihan dan Persiapan Induk………………………………..…………………….7
B. Pembibitan dan penyamaian……………………………….…………………………7
C. Penanaman Dan Pemeliharaan Salak………………………………………….…….9
D. Pemeliharaan          …………………………………………….……………………..10
E. Hama Dan Penyakit……………………………………….…………………………11
BAB IV : PENUTUP……………………………………………………………………12
4.1 Kesimpulan……………………………………………………..……………………12
4.2 Usul Dan Saran……………………………………..………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………13





HALAMAN GAMBAR / GRAFIK

Salak Merah, salah satu salak unggulan


Tunas Salak yang siap dicangkok dan hasil cangkokan dalam polybag dipesamaian





Pencangkokan dan penyamaian



Salak yg sudah berumur 40 tahun lebih, batang panjang merayap, tetap berproduksi







Perkebunan salak Penulis dengan pohon pelindung karet



Kecamatan Pakkat dengan Tugu Salak dan Gapura Desa Purba Sianjur, Salak adalah icon komoditas daerah










BAB I : PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG
Kecamatan Pakkat, secara khusus Desa Purba Sianjur  adalah penghasil komoditas Salak yang sangat berpotensi dilihat dari topografi, iklim, dan kultur masyarakat. Selain dari sisi kuantitas, kualitas salak yang dihasilkan masih sangat pas-pasan dan masih sangat bisa ditingkatkan. Namun kebiasaan petani tradisional masih menggunakan teknik atau cara yang sangat tradisional, tetapi sebenarnya mereka sangat terbuka untuk hal-hal yang baru asal ada bimbingan dan sokoguru yang selalu mendampingi untuk membuka wawasan dan informasi dan bisa menjadi panutan.
Walaupun Kecamatan Pakkat terkenal dengan penghasil salak, namun penulis melihat sangat jauh dari ciri khas. Penulis bandingkan dengan daerah lain misalnya Sidempuan yang cenderung menghasilkan salak dengan ciri khas yan mudah dikenal. Juga misalnya dengan mendengar istilah “salak Pondoh” langsung terbersit difikiran kita jenis salak tertentu dengan rasa khas, ukuran buah yang rata-rata cenderung kecil serta tidak mudah busuk.
Kecamatan Pakkat secara geografis terletak pada 2° 09′ – 2° 11,1′ Lintang Utara, 98° 21,4′ Bujur Timur 300 – 1500 Meter di atas permukaan laut dengan luas wilayah :   38.168,00 Ha. Hal ini sangat cocok dengan Tanaman salak, ini dapat ditemukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 50 meter hingga 800 meter diatas permukaan laut. Tanaman salak baik ditanam pada lahan yang memiliki derajat keasaman atau pH tanah sekitar 4-7,5, memiliki curah hujan sekitar 200-400 mm/bulan, memiliki kelembaban sekitar 80%-90%, serta memiliki suhu sekitar 20°C-30°C.
Di Kecamatan  Pakkat, khususnya di Desa Purba Sianjur terdapat sangat banyak varietas salak, mulai dari yang biasa saja, bagus, super hingga yang unik tak tertandingi. Misalnya “Salak sirara” dengan daging berwarna merah menggoda.  Namun, pengalaman penulis dan orang tua penulis yang telah membudidayakan salak semenjak kecil (orang tua saya sebelum saya lahir) bahwa memilih bibit salak dari buah pohon salak yang baik (khas) tidak akan mendapatkan generasi salak seperti yang diharapkan sesuai dengan induknya. Hal ini  diakibatkan penyerbukan silang yang terjadi secara alami oleh angin dan serangga.
            Untuk itu penulis memiliki impian yang akan segera diterapkan bersama masyarakat untuk memproduksi salak dengan kualitas dan ciri khas yang tampil beda.

1.2. TUJUAN
Dari segudang peluang yang masih layak direalisasikan, dengan makalah ini penulis ingin membuka mata petani tradisional khususnya di Desa Purba Sianjur untuk meningkatkan Kualitas Salak dengan cara Pembibitan Vegetatif untuk mendaptkan generasi unggul, berciri khas dan tampil menonjol dipasaran.
Sehingga akan tercipta slogan yang menjadi cirikhas dan menjadi nila tambah bukan hanya karena enak, berkualitas dan berkuantitas, tetapi juga karena konsistensi. Dimana orang akan mendapatkan salak dengan cirikhas unik dan konsisten berkelanjutan.
Dengan makalah ini, kita bisa menciptakan peluang pasar “ber stempel”, bahkan setiap petani (mungkin rumah tangga atau kelompok tani) bisa memproduksi salak yang benar-benar terencana, enak berkualitas, unik tiada banding dan tiada tanding.

1.3. RUANG LINGKUP MATERI
SALAK
Salak adalah sejenis tumbuhan palma yang buahnya bisa dimakan. Pohon buah salak berupa palma perdu atau hampir tanpa memiliki batang dengan duri yang sangat banyak. Tangkai pohon salak memiliki duri yang panjang dan banyak dengan daun majemuk menyirip. Tanaman salak merupakan tanaman asli hutan Indonesia, tanaman salak ini dapat ditemukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian sekitar 50 meter hingga 800 meter diatas permukaan laut. Tanaman salak baik ditanam pada lahan yang memiliki curah hujan sekitar 200-400 mm/bulan, memiliki kelembaban sekitar 80%-90%, serta memiliki suhu sekitar 20°C-30°C.

Reproduksi vegetatif buatan (Trillering) untuk tanaman Salak dengan jenis yang penulis anggap layak dikembangbiakkan karena sifat-sifat induk yang baik.

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya.

BAB II : DASAR TEORI / LANDASAN TEORI

Perkembangbiakan tanaman secara Generatif dan Vegetatif
1. Secara Generatif
Perkembangbiakan generatif disebut juga dengan istilah reproduksi generatif. Perkembangbiakan generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan secara kawin atau seksual. Pada proses perkembangbiakan generatif ini dibutuhkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina / bunga jantan dan bunga betina / benang sari dan kepala putik. Perkembangbiakan secara generatif dapat terjadi pada tumbuhan ataupun hewan. Karena adanya proses pembuahan makan Perkembangbiakan secara generatif menghasilkan individu yang memiliki perpaduan sifat-sifat dari kedua induknya.

Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan didahului dengan peristiwa penyerbukan, kemudian diiringi peristiwa pembuahan. Penyerbukan adalah peristiwa sampainya serbuk sari ke kepala putik. Penyerbukan dapat terjadi secara alami maupun dengan bantuan manusia dan binatang. Setelah terjadi penyerbukan maka berlangsunglah proses pembuahan.

2.Secara Vegetatif
Perkembangbiakan secara Vegetatif - selain dengan cara generatif, tumbuhan juga berkembang biak secara vegetatif. Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. Perkembangbiakan vegetatif dilakukan tanpa melalui perkawinan.
Reproduksi vegetatif dapat terjadi secara alami maupun buatan
  • 1 Reproduksi vegetatif alami
  • 2 Reproduksi vegetatif buatan

Reproduksi vegetatif alami

Reproduksi Vegetatif alami secara tunas adventif/ tunas daun. Reproduksi vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa campur tangan pihak lain seperti manusia.
Perkembangbiakan vegetatif alami ada berbagai macam cara: Umbi batang, Umbi lapis,  Umbi akar, Bonggol, Rimpang atau rizoma, Geragih atau stolon, Tunas, Tunas adventif dan Membelah diri.

Reproduksi vegetatif buatan

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu.
Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.

Teknik-teknik perbanyakan vegetatif pada tumbuhan

Terdapat bermacam-macam teknik yang acap kali khas untuk jenis tumbuhan yang berbeda. Beberapa teknik hanya memanfaatkan organ reproduksi khusus yang diproduksi tanaman tertentu, sementara teknik lainnya sengaja merangsang pertumbuhan baru pada bagian tumbuhan tertentu. Berikut ini dipaparkan secara singkat berbagai teknik yang dipakai orang.
Pemisahan anakan (tillering), Penyetekan, Perundukan, Pencangkokan dan Penyambungan.

Teknik Pembibitan Dalam Budidaya Tanaman Salak
Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya, walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani. Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji (generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan.

Mencangkok Tanaman Salak (Tillering)
Perbanyakan Vegetatif secara Tillering dilakukan menggunakan bagian-bagian tanaman anak cabang. Prinsipnya adalah memisahkan tunas agar berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang dan daun sekaligus.
Keunggulan perbanyakan ini adalah menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan pohon induknya. Selain itu, tanaman yang berasal dari perbanyakan secara vegetatif lebih cepat berbuah. Sementara itu, kelemahannya adalah membutuhkan pohon induk dalam jumlah besar sehingga membutuhkan banyak biaya.
Pada dasarnya cara mencangkok salak sama dengan cara mencangkok tanaman berkayu. Bedanya, batang anakan salak yang akan dicangkok tidak perlu disayat, tetapi hanya dibersihkan dari pelepah kering atau pelepah tua agar tidak mengganggu proses pencangkokan (trillering), kemudian dirangsang pertumbuhan akarnya.
Pembibitan dengan sistem anakan / Vegetatif / Cangkok, bambu diletakkan tepat di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari. Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok teh.Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4 bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan ke lapangan.
Media yang biasa digunakan untuk mencangkok salak adalah tanah gembur/subur, atau campuran tanah topsoil dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. untuk mempercepat pertumbuhan akar, tambahkan NPK 15:15:15 atau 16:16:16 ke dalam media dengan dosis satu sendok makan per kilogram media. Selain itu, bisa juga ditambahkan pupuk daun dengan nilai P tinggi seperti Gandasil B, BASF Foliar B, Gandapan Reginae, Growmore, Hyponex Hijau atau Hyponex Biru dengan dosis 3-5 gram per kg media.
Pembungkus media yang digunakan untuk mencangkok salak, antara lain potongan bambu yang memiliki alas, atau potongan bagian bawah botol bekas kemasan air mineral. Sebelum digunakan, salah satu sisi pembungkus disayat dari atas sampai bagian dasarnya, lalu dibuat lubang seukuran batang anakan yang akan dicangkok kemudian pasang pembungkus hingga mencengkeram batang anakan. Pasang pembungkus hingga mencengkeram batang anakan, lalu ikat dengan kawat atau tali agar sayatan menyatu kembali. Untuk mencegah pembungkus jatuh, buat lubang dibagian atas pembungkus, beri tali lalu ikat ke batang salak yang lain. Setelah itu, barulah media dimasukkan hingga memenuhi seluruh bagian dalam pembungkus lalu padatkan.
Media cangkokan disiram 2-3 hari sekali agar tetap lembab. Caranya dengan meneteskan air melalui bagian atas pembungkus, jangan menyiram terlalu banyak karena media yang terlalu basah membuat busuk calon akar yang tumbuh sehingga menyebabkan kegagalan cangkokan. Sementara itu, untuk mempertahankan kesuburan media, setiap dua minggu sekali air siraman dicampur dengan pupuk NPK dengan dosis 3-5 cc per liter air. Biasanya akar cangkokan tumbuh 1-2 bulan setelah cangkok. Namun, anakan baru dipisahkan dari pohon induknya 3-4 bulan setelah pencangkokan saat perakarannya telah tumbuh lebat. Pemotongan cangkokan salak dilakukan tepat dibawah pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan, cangkokan disapih dulu di dalam polibag.
Sumber :
Redaksi Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta. Cet. Ke-3 2008.









BAB III : PEMBAHASAN

A. Pemilihan dan Persiapan Induk
Pemilihan Induk Salak yang penulis lakukan di Desa Purba Sianjur adalah memilih induk yang mempunyai sifat-sifat yang baik, biasanya dengan kriteria:
·         Berproduksi secara mantap dan berumur lebih dari 6 tahun
·         Buahnya enak, baik, besar dan banyak atau memiliki sifat unik yang diinginkan
·         Berbuah sepanjang tahun
·         Pohon induk harus sehat
·         Tahan terhadap musim
·         Tahan terhadap hama
·        Memiliki tunas/anakan yang mampu dicangkok dari satu pohon induk
·         dll
Sementara Persiapan Indukan dilakukan dengan cara:
·         Pembersihan induk
o   Pembersihan induk dari tumbuhan atau rumput lain
o   Pembersihan Pohon induk dari pelepah kering dan tua yang tidak diperlukan, agar tampak rapi, bersih dan nyaman, sehingga proses pencangkokan lebih mudah dilaksanakan.
·         Pemupukan induk, termasuk penyiraman bila perlu
Pemupukan yang penulis lakukan adalah dengan pupuk kimia dan organik / kompos ditambah garam. Namun lebih dominan menggunakan kompos dan garam sesuai dengan keadaan. Proses pemupukan dilakukan sesuai dengan keadan kontur tanah. Jika tanah miring, maka pupuk cenderung ditaburkan di bagian atas, tetapi jika tanah datar maka pupuk sebaiknya ditaburkan melingkar 1/2 – 1 meter dari pokok Salak.

B. Pembibitan dan penyamaian

Dalam pembibitan, yang akan penulis paparkan adalah pembibitan secara Vegetatif yang sering disebut adalah dengan cara mencangkok.
Alasan memilih cara mencangkok adalah:
·         Ingin mendapatkan Generasi Salak yang benar-benar sama dengan induknya, sehingga dimungkinkan nantinya kita memiliki ladang salak dengan produksi buah salak yang seragam.
·         Pertumbuhan salak lebih cepat hingga panen pertama
·         Jenis kelamin pasti betina (sama dengan induknya)

Alat dan bahan untuk proses pencangkokan:
Alat                 :
ü  Pisau Tajam
ü  Golok / Parang
ü  Sekop/ cangkul kecil
Bahan             :
ü Bumbung bambu/botol bekas air mineral/pipa berdiameter ± 10 cm dan panjang ± 20 cm.
ü Tanah yang subur (Medium Tumbuh), bila perlu dicampur pupuk kandang atau Zat pengatur tumbuh
ü Air
ü Tali


Cara pencangkokan             :
ü  Pencangkokan dilakukan pada awal musim hujan
ü Tunas/anakan siap dicangkok apabila telah mempunyai 3 – 4 pelepah daun yang sudah membuka sempurna
ü  Bersihkan dahulu beberapa pelepahan tumbuh disekitar tunas anakan yang dicangkok dan beberapa akar yang sudah mengering tujuannya untuk mempermudah pada saat menacangkok, merawat dan memisahkan.
ü  Bumbung/botol mineral/pipa diisi tanah  yang gembur / subur lalu dipasang dengan tunas anakan yang baru dibersihkan bagian yang dicangkok berada disebelah dalam sehingga pangkal anakan terbenam didalam tanah.
ü  Tali diikatkan pada lubang dan batang, Tujuannya untuk penguat
ü  Perawatan antara lain penyiraman
ü  Jika tidak hujan, Media cangkokan disiram 2-3 hari sekali agar tetap lembab. Caranya dengan meneteskan air melalui bagian atas pembungkus, jangan menyiram terlalu banyak karena media yang terlalu basah membuat busuk calon akar yang tumbuh sehingga menyebabkan kegagalan cangkokan. Sementara itu, untuk mempertahankan kesuburan media, setiap dua minggu sekali air siraman dicampur dengan pupuk NPK dengan dosis 3-5 cc per liter air. Biasanya akar cangkokan tumbuh 1-2 bulan setelah cangkok. Namun, anakan baru dipisahkan dari pohon induknya 3-4 bulan setelah pencangkokan saat perakarannya telah tumbuh lebat. Pemotongan cangkokan salak dilakukan tepat dibawah pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan, cangkokan disapih dulu di dalam polybag.

Memisahkan Cangkokan :
Pemisahan dilakukan setelah perakarannya tumbuh lebat. Hali ini terlihat apabila akar-akarnya sudah menerobos keluar bumbung bambu dan ujung-ujung akar berwarna hitam biasanya setelah 3-4 bulan setelah pencangkokan. Pemotongan cangkokan salak dilakukan tepat dibawah pembungkus cangkokan. Sebelum ditanam di lahan, cangkokan disapih (disamaikan) dulu di dalam polybag.

Pemeliharaan cangkokan di pesemaian :
Anak Salak hasil cangkokan yang baru dipisahkan perlu disamaikan agar akarnya kuat saat ditanam diperkebunan. Caranya adalah dengan memindahkan ke wadah polybag dengan media tanam yang lebih banyak serta pemupukan dan penyiraman yang baik. Pemeliharaan cangkokan di pesemaian, medium yang digunakan untuk pemeliharaan bibit adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1. Pada tahap ini diperlukan tambahan nutrisi berupa pupuk majemuk NPK sebanyak 7,5 gram setiap pot untuk mengurangi kematian bibit menjelang siap tanam di perkebunan.
Polybag dengan anak salak hasil  cangkokan ditempatkan ditempat teduh / rindang selama 1- 2 bulan atau setelah akarnya cukup kuat.


C. PENANAMAN DAN PEMELIHARAAN SALAK

Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, tahap pertama yang harus dilakukan adalah pengolahan tanah yang tujuannya adalah menggemburkan tanah agar menjadi pertumbuhan tanaman yang baik, sekaligus untuk membersihkan tumbuhan pengganggu (gulma). Pekerjaan mengolah tanah ini diawali dengan pencangkulan sedalam ± 30 cm, dan dilakukan 3 – 4 minggu sebelum tanam.

Pengolahan Tanah :
Setelah anak salak hasil cangkokan siap untuk ditanam, perlu dilakukan pengolahan tanah ditempat dimana salak tersebut akan ditanam. Tujuannya adalah menggemburkan tanah agar terjadi pertumbuhan tanaman yang baik, Pekerjaan mengolah tanah diawali dengan pencangkolan sedalam ± 30  cm  dengan panjang kali lebar 50 Cm dilakukan ± 1 bulan sebelum tanaman.

Cara Tanam  :
Biasanya penanaman dilakukan pada awal musim hujan, dan dilakukan pada sore hari, hal ini dilakukan karena pada awal pertumbuhan salak membutuhkan air. Masukan bibit cangkokan ke dalam lubang tanaman setelah itu cangkulan kita masukan bila perlu dipasangi patok penopang yang diikatkan pada pohon agar tidak roboh.
Untuk jarak tanam adalah 3 x 3 meter dan deselingi tanaman jantan sekitar 10 %

Penyerbukan terjadi secara alami, tetapi penyerbukan yang dilakukan manusia biasanya niscaya dapat menghasilkan buah yang lebih optimal,
Untuk melindungi tanaman salak maka harus ada pohon naungan yang rindang menghalangi matahari secara langsung. Pengalaman penulis pada lahan yang dikerjakan, pohon naungan ini bisa berupa pohon karet, Petai dan Durian, tapi dengan pengaturan jarak yang tidak menghalangi cahaya matahari sepenunya, tetapi hanya sekedar mengurangi paparan intensitas matahari.

Pola Tanam   :
Saat ini, petani salak banyak yang menggunakan pola tanaman berselang-seling. Pola ini dimaksudkan untuk memperoleh efesiensi dan produktifitas tanah.


D. Pemeliharaan        :
Sesudah bibit cangkokan ditanam, tidak berarti seluruh pekerjaan selesai. Di dalam kenyataan, kadang-kadang petani salak  yang di dapatkan pastilah tidak sesuai dengan keinginan. Untuk memperoleh mutu salak yang sesuai dengan harapan, tindakan pemeliharaan tak boleh dilupakan.

1. Penyulaman
Sekitar umur 3-4 minggu setelah tanam hendaknya diadakan pemeriksaan kekebunan. Bila ditemukan pertumbuhan salak pondoh yang layu atau mati, secepatnya dilakukan penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan tanaman lain.

2. Penyiangan
Penyiangan hendaknya dilakukan pada awal atau akhir musim penghujan, karena pada waktu banyak gulma yang tumbuh. Penyiangan dapat dilakukan secara mekanis, yaitu gulma-gulma dicabut dengan tangan atau dengan cara mencangkul maupun dengan menggunakan peralatan.

3. Pertumbuhan
Pertumbuhan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan, dapat pula berulang kali tergantung kondisi alam. Namun apakah tanaman masih muda cukup hanya dengan dicangkul tipis disekeliling maupun dengan jarak ± 25 cm.

4. Pemupukan
Pupuk adalah bahan-bahan organic / kompos maupun non organic / kimia yang diberikan pada tanah untuk memperharui keadaan fisik tanah tersebut. Sekaligus melengkapi substance dan organic yang esensial bagian tanaman.

5. Pemangkasan
Pemangkasan sangat diperlukan, karena mempunyai tujuan untuk mengatur cahaya matahari (tingkat penyinaran), mengurangi kelembaban udara, dan mempertahankan tingkat keteduhan pada musim kemarau.

6. Peremajaan
Peremajaan tanaman salak  dilakukan apabila tanaman salak sudah tidak diproduksi lagi, caranya siapkan lubang di dekat tanaman tua tersebut lalu batang salak direbahkan kearah lubang dan diatasnya ditutupi tanah.
Pengalaman penulis hampir tidak pernah melakukan peremajaan salak karena salak yang penulis kelola sudah berumur lebih tua dari penulis bahkan lebih tua dari umur orangtua penulis. Salak yang semakin tua semakin produktif asal diimbangi dengan pemupukan dan perawatan. Namun hal yang penulis alami selama ini adalah tanaman salak dengan pembibitan tumbuh liar tanpa diketahui apa dan siapa yang menanam. Peremajaan dengan sangat terpaksa dilakukan karena pohon salak sudah menjalar sangat jauh dari titik tumbuh (tanamnya) karena umur yang sudah sangat tua, bukan karena tidak berproduksi lagi. Karena jika dibiarkan terjadi ketidakberaturan yeng mengganggu salak lain, jalan, fasilitas lain atau ladang tetangga.

E. Hama Dan Penyakit         :

Hama yang biasanya menyerang tanaman salak adalah hama gendon yaitu larvas jenis kumbang penggerak batang (dalam bahasa local “gustum”) gustum berkembang biak didalam ujung batang salak yang muda, larvas (dalam bahasa lokal adalah “hudi”). Hama ini menyerang pada pucuk batang yang muda
.
BAB IV : PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Salak merupakan komoditas yang menjanjikan, diminati oleh petani dan pasar (masyarakat kensumen). Kecamatan Pakkat umumnya dan Desa Purba Sianjur pada khususnya sangat baik ditanami salak. Mempertahankan varietas Salak yang baik sangat dimungkinkan dengan mengembangbiakkan dengan cara vegetative.
Masyarakan Pakkat secara khusus Desa Purba Sianjur sangat tertarik dengan berbagai budidaya salak, termasuk dengan cara vegetative, namun mereka sangat membutuhakan tenaga penyuluh.
Kecamatan Pakkat, Desa Purba Sianjur sanat cocok ditanami Salak, selain tanahnya subur. Kecamatan Pakkat secara geografis terletak pada 2° 09′ – 2° 11,1′ Lintang Utara, 98° 21,4′ Bujur Timur 300 – 1500 Meter di atas permukaan laut.
Secara umum, pemeliharaan salak hasil pembibitan vegetative sama dengan pemeluharaan salak pada umumnya.


4.2 USUL DAN SARAN
ü  Bantuan dan campur tangan pemerintah sangat dibutuhkan para petani, khususnya petani tradisional. Bantuan dari segi pengetahuan dan modal (penyuluhan, alat pertanian dan pupuk)
ü  Peningkatan lapangan kerja disegi pertanian (agro bisnis) akan sangat membantu ekonomi masayarakat.
ü  Cintai dan kembangkanlah produk desa sendiri
ü  Pemanfaatan produksi salah menjadi bahan pangan olahan lain perlu dibuka, seperti keripik salak, manisan salak, jus salak dan juga kopi biji salak.










DAFTAR PUSTAKA

Anonim,  Reproduksi vegetatif

 Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif. Diakses pada tanggal 29 Mei 2017

Anonim,  Mencangkok Tanaman Salak”
Redaksi Agromedia. 2007. Kunci Sukses Memperbanyak Tanaman. Agromedia Pustaka. Jakarta. Cet. Ke-3 2008.


Mas AdPosted on February 10, 2017,  Panduan Lengkap Cara Menanam/Budidaya Salak Agar Cepat Berbuah Lebat dan Cepat Panen”
http://www.faunadanflora.com/cara-budidaya-salak/. Diakses pada tanggal 30 Mei 2017
















LAMPIRAN
------